Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Saturday, January 26, 2013

Satnite Story : Secret Admirer

Secret Admirer

“Siapa namanya?” tanyaku pada salah seorang temanku, sambil menunjuk seorang lelaki yang sedang berolahraga di lapangan. Yang kutahu ia adalah anak kelas sebelah.“Yang memakai kaus biru itu? Jey. Kenapa Lin?”
Senyum penuh arti tak sadar kulakukan, sampai aku sadar Rara menunggu jawabanku.“Yah? Tidak apa-apa, aku hanya bertanya.”Beberapa hari setelah awal masuk liburan semester 2, seorang anak laki-laki yang baru kuketahui ternyata bernama Jey muncul dan mencuri perhatianku. Tak perlu waktu lama, aku pun mulai penasaran akan dirinya. Setiap hari kulihat semua status-statusnya yang ia tulis di akun facebook&twitternya dan berusaha untuk memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang ia tulis, meski aku tahu itu bukan untukku.
Suatu hari keinginanku untuk dekat dengan Jey menjadi semakin besar. Tidak, tidak untuk menjadi pacarnya.“Kirim email saja supaya dia bisa mengenaliku.” ucapku tersenyum dan mulai mengetik dan merangkai kata demi kata. Hari demi hari berlalu dengan indah, Jey selalu hadir untuk aku kagumi. Entah ini hanya perasaan atau memang benar, ia melihatku di setiap pertemuan yang kubuat tak sengaja ini. Ternyata, ia menyadari kehadiranku, aku begitu gembira! Gembira yang tak dapat kutunjukkan di hadapannya. Sampai suatu hari, temanku memberitahuku bahwa Jey sedang mendekati Amelia, seorang gadis manis dan populer yang sering mendapat perhatian lelaki.Aku sadar, di sini aku hanya berperan sebagai pengagum rahasia, bukan menjadi tokoh utama dalam kehidupan Jey. Aku pun memutuskan untuk mundur dan melupakan Jey secara perlahan, walaupun kutahu cinta Amalia sudah untuk lelaki di kelasku.
Di suatu pagi, acara perpisahan untuk kelas IX yang diadakan di sekolahku digelar. Terbesit di pikiranku untuk bisa berfoto dengan Jey, tapi ide ini ku tepis jauh-jauh. Sudut mataku mencari-cari kehadirannya saat acara sudah dimulai. Aku berdiri di lantai atas sekolahku saat sebuah suara yang kukenal menggema, ya, itu Jey di atas panggung sedang bernyanyi seorang diri dan menciptakan momen tak terlupakan untuk acara ini! Kemeja  abu-abu dan jas krem tampak melekat dan sangat serasi di tubuhnya.
Alunan nada yang ia dendangkan sungguh membuatku tersenyum, entah apa makna dari sebuah senyumanku. Aku melihatnya yang tersenyum dan mengenakan pakaian yang sungguh membuatnya semakin tampan.
Acara demi acara berlalu, tapi aku dengan setia menunggu sampai akhir acara saat semua orang sedang sibuk mengabadikan momen bahagia ini. Kulihat banyak teman-temanku mengabadikan momen melalui sebuah pose bersama adik kelas 7 & 8, membuat ide yang tadi kutepis jauh-jauh kini kembali muncul dan memaksaku untuk melakukannya.
Kuajak temanku untuk meminta Jey tersenyum sekejap bersamaku yang diabadikan oleh satu kali jepretan. Setelah tekadku sudah bulat, kucari Jey dari ujung ke ujung. Sampai tiba saatnya aku memintanya untuk berfoto denganku. Ini adalah foto yang pertama dan mungkin yang terakhir pula. Aku tak perlu malu untuk mengajaknya berfoto karena memang sudah banyak teman kelasku yang mengajaknya berfoto bersama. Jey memang cowok yang paling dikagumi di kelasku, ya, termasuk olehku.
Saat aku memintanya untuk berfoto, tak ada sepatah kata dan senyum darinya, tak kuambil pusing asalkan ia bisa tersenyum bersamaku. Satu kali jepretan membutuhkan waktu yang lama karena kegrogianku dan juga temanku. Akhirnya sebuah kenangan dan impian yang dari dulu aku inginkan kudapatkan. Kuucapkan terima kasih padanya dan kuajaknya mengobrol, tidak, ini hanya ada dalam pikiranku dan tak ada maksud untuk mewujudkannya karena aku tak mempunyai keberanian itu.
Foto yang kudapat tak henti-hentinya kuperlihatkan pada semua teman yang aku temui, bahkan dunia pun akan kuberitau, tapi tentu saja aku tak ingin Jey mengetahui apa yang aku lakukan saat ini. Bahkan aku pun memajang foto ini di Instagram meskipun foto yang sebenarnya tidak sempurna ini karena aku tersenyum begitu kaku dan Jey mungin bisa dikatakan tak berekspresi. Menurutku kemungkinan ia terkejut karena secara terang-terangan aku megajaknya berfoto karena kutahu ia mengetahui keberadaanku jauh-jauh hari.
Senyum tak pernah luntur sesudah aku berfoto dengan Jey. Ketika sebuah masalah menerpa, di saat aku melihat foto itu, aku tersenyum dan siap untuk menyelesaikan masalahku.
Setelah acara perpisahan itu, tiba saatnya pengumuman kelulusan bagi kelas IX yang berarti perpisahanku dan  Jey semakin dekat. Ia berbaris di jajaran ujung tempat kelasnya. Kuawasi Jey lewat sudut mataku dari lantai atas sekolahku. Saat semua teman-temanku bergembira mengetahui mereka menuntaskan pendidikan di almamater tercinta ini, aku pun bahagia sampai ingin rasanya kuteteskan sebutir air dari mataku dan tentu saja ingin kuucapkan selamat dan doa-doaku pada Jey.

Aku tak tau apakah aku akan berjumpa dengannya lagi jika tidak disekolah. Mungkin ia akan merantau jauh dari sekolah seperti yang dilakukan banyak orang. Entahlah, aku merasa Jey special buatku meski ia tak melakukan suatu hal khusus buatku.Inilah akhir cerita dari seorang gadis remaja bernama Oline, iya itu aku. Yang gagal untuk mewujudkan keinginannya mendekati Jey karena keterbatasan waktu dan juga keterbatasan ruang yang mempengaruhi kelancaran hubungan ini. Karena dari sebuah pertemuan, akan terlahir pula sebuah perpisahan yang mungkin tak seorang pun rela untuk bertemu dengannya. Mungkin Tuhan belum mengizinkannya, mungkin tidak untuk sekarang. Tapi aku percaya ada rencana indah Tuhan dibalik ini semua.

Beautiful Girl in Thai : Suttata Udomsilp (punpun) ♥

Tau Punpun itu sejak dia main di Laddaland. Tapi pas main di 7Somehing itu, baaah cantiknya ga ketulungan bray! cuci mata nih buat yang cowok-cowok. Aaaaa Soey Mak Loey mak